Profil MSDH

Scroll Down
PROFIL MAGISTER SUMBER DAYA HAYATI
Magister Manajemen Sumber Daya Hayati merupakan program studi jenjang strata 2 yang terdiri dari multidisiplin ilmu. Program studi ini merupakan program regular yang diselenggarakan selama 4 semester atau 2 tahun. Pada tahun pertama akan diberikan perkuliahan menyangkut prinsip dasar dan keteknikan penelitian serta pengembangan produk, manajemen, keamanan dan aspek legal produk berbasis sumber daya hayati. Pada semester kedua mahasiswa dapat mengambil mata kuliah pilihan yang terkait bidang riset yang akan dijalankan serta diberikan pembekalan untuk melakukan seminar usulan riset. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk memilih spesialisasi topik riset yang berfokus pada 3 topik riset unggulan yaitu:
1). Bio-based Economy
Bio-based economy berfokus pada pengembangan sumber daya hayati ke arah aspek ekonomi yang mengintegrasikan aspek sumber daya alam dan sumber daya hayati terbarukan yang dapat diaplikasikan ke dalam berbagai sektor untuk pembangunan berkelanjutan pada generasi mendatang. Cakupan bio-based economy meliputi sumber daya hayati, energi, kebijakan, dan ekonomi.
2) Bio-prospecting
Bio-prospecting berfokus pada usaha untuk mengenali dan menggali potensi keanekaragaman hayati mulai dari aspek taksonomi, fisiologi, ekologi hingga kandungan kimia bahan alam sehingga didapatkan penemuan baru yang memiliki nilai ekonomi. Aspek bioprospeksi meliputi pencarian gen, senyawa alami (kimia), dan organisme yang memiliki potensi untuk pengembangan produk dan bernilai ekonomi melalui pemanfaatan teknologi modern.
3). Biological Waste Management
Biological Waste Management berfokus pada pada manajemen limbah organik seperti sampah rumah tangga dan sampah industri yang mengarah pada pembangunan berkelantutan. Adanya pengelolaan limbah organik diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada limbah yang hana dianggap sebagai produk buangan. Manajemen limbah organik mengintegrasikan beberapa aspek seperti sosial, ekonomi, politik, institusi, regulasi dan finansial. Berbagai pertimbangan aspek tersebut akan menentukan bagaimana manajemen terbaik dalam pengelolaan limbah organik.